Minggu, 19 Juli 2020

PERBANDINGAN PENDIDIKAN (Sistem, Problematika dan Kebijakan Pendidikan di Malaysia)


MAKALAH
Sistem Problematika dan Kebijakan Pendidikan di Malaysia
Oleh:
Abdul Roup, Amilatul Ma’rifah, Siti Durotul Faridha

PEMBAHASAN
A.    Sejarah dan Kebijakan Pemerintah dalam Pendidikan di Malaysia.
Indonesia merupakan negara yang dijajah oleh Belanda selama 350 tahun. Tentunya sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia tidak bisa terlepas dari sistem pendidikan yang diwariskan Belanda, begitu juga dengan Malaysia sebuah negara yang dijajah oleh Inggris tentunya sistem pendidikan yang berjalan juga dipengaruhi oleh negara Inggris. Tentunya bahasa inggris juga bukan merupakan bahasa yang asing untuk dipelajari, karena bahasa inggris menjadi bahasa yang mereka pahami dalam menghadapi penjajah inggris.  Secara umum pendidikan yang berjalan di Malaysia hampir sama dengan di Indonesia yaitu pendidikan diberikan disurau-surau dengan materi pelajaran Al-Qur’an. Pendidikan yang berjalan tidak dikenakan biaya. Siswa  berkhidmat kepada guru dengan membantu pekerjaan rumah gurunya seperti menyapu halaman, membantu di sawah.[1] 

Pendidikan di Malaysia merupakan sebuah agenda yang sangat penting untuk dikaji secara mendalam. Mereka juga punya pandangan bahwa kemajuan negara tergantung dengan pendidikan yang diberikan kepada para pelajar dan mereka memiliki paradigma bahwa keberhasilan seorang pelajar dipengaruhi oleh guru yang mengajar di sekolah. Jadi sekolah merupakan wahana yang paling tepat untuk membangun pelajar.[2] Jadi peran guru sebagai pendidik di Malaysia sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan di Malaysia.
Malaysia  memiliki  keunikan yang berbeda dalam mengambil kebijakan dalam pendidikannya yaitu sebelum meraih kemerdekaan pada tahun 1955 sudah membentuk sebuah komisi yang diprakarsai oleh A. Rezak dengan mempersiapkan sistem pendidikan negara Malaysia yang terpenting dari sistem pendidikan di Malaysia sama dengan penjelasan di atas bahwa bahasa Melayu dan bahasa Inggris menjadi bahasa yang wajib dipelajari oleh semua pelajar di sekolah selain itu juga bahasa cina dan bahasa Tamil. Bahasa inggris sudah diberikan kepada siswa sekolah Dasar, sedangkan bahasa cina diberikan ketika pendidikan tingkat menengah. Secara materi sudah tertinggal banyak karena waktu enam tahun merupakan waktu yang sangat panjang. Dan usia sekolah dasar adalah waktu yang sangat produktif untuk menghafal. Sehingga dari pendidikan bahasa sudah terlihat jauh berbeda dengan di Indonesia.
Organisasi pendidikan yang berada di pusat pemerintahan terbagi menjadi beberapa menteri antara lain menteri yang bertanggung jawab atas seluruh pendidikan menengah dan purna sekolah menengah, sekolah Teknik dan pemberian dana kepada negara-negara bagian. Kementerian ini juga dibagi menjadi dua bagian yaitu menteri administrasi yang mengatur perencanaan, keuangan, administrasi, personil pelajaran terpadu dan pengawasan terhadap pelajaran agama Islam. Menteri yang kedua adalah menteri yang mengurusi pendidikan guru, bagian sekolah, sindikat ujian, pendidikan teknis, registrasi guru dan perencanaan pendidikan dan penelitian.

Pada tahun 1974 Malaysia membentuk Jawatan kuasa Kabinet. Jawatan ini bertugas mengkaji semua pelaksanaan pendidikan dalam hal ini semuanya dilaporkan secara tertib dari tahun 1979. Ternyata hal ini mejadikan pendidikan menjadi lebih baik dengan terwujudnya reformasi pendidikan yang dilakukan oleh kementerian pendidikan di Malaysia dan mengadakan perubahan kebijakan-kebijakan pendidikan antara lain :
  • Memperkenalkan pendidikan sekolah dalam sekolah sekolah rendah
  • Mengurangi tahun lama sekolah rendah dari 6 tahun menjadi 5 tahun bagi murid yang cerdas begitu juga sebaliknya menambah tahun lama sekolah bagi murid yang memiliki kecerdasan yang lambat.
  • Memberikan peluang pendidikan kepada semua pelajar dengan melanjutkan waktu belajar mereka dari 9 tahun menjadi 12 tahun, yaitu sampai tingkat 5 diperingkat sekolah menengah.
  • Negara Malaysia memiliki slogan “ilmu puncak kemajuan” jika kita pahami slogan di atas merupakan sebuah slogan yang memiliki paradigma “dengan ilmu pengetahuan sebuah negara akan melangkah untuk kemajuan”. Tentu saja dengan berbagai cabang keilmuan.[3]

B.     Sistem Pendidikan di Malaysia
Sistem pendidikan menurut Prof Drs. A. Sigit sebagaimana dikutip oleh Prof Imam Barnadib merupakan pendidikan yang terdiri dari segala sesuatu yang berhubungan dan saling membantu sama sama lain.[4]  Maka dalam pengertian ini jika kita pahami sistem pendidikan merupakan segala sesuatu yang terkait dalam pendidikan untuk menghasilkan tujuan pendidikan yang baik. Hal ini tentu terkait dengan beberapa unsur dalam mencapai keberhasilan tersebut. Meliputi peserta didik, guru, kurikulum, dan orang tua. Negara yang baik dan ingin maju  tentunya juga harus memiliki sisitem pendidikan yang baik pula, dan tentunya faktor utama yang harus dibanggun dalam sebuah pendidikan adalah seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik. Karena sebenarnya setiap negara-negara yang termasuk dalam ASEAN memiliki ideologi-ideologi negara resmi yang mengandung norma dan nilai–nilai tertentu.

Sistem dalam pendidikan sebenarnya dikaitkan dengan proses perkembangan yang ada dalam masyarakat, maka sistem pendidikan nasioanal juga harus dikaitkan dengan perkembangan dan kebutuhan suatu negara, sehingga fungsi dari sebuah sebuah sistem pendidikan tentunya menjadi sebuah agen dalam perubahan kultur, sosial dan keilmuan tentunya juga disertai dengan potensi moral dan nilai-nilai yang ideal.[5]
Sesuatu yang unik dinegara Malaysia adalah ketika anak sudah berusia 6 tahun, orang tua harus mendaftarkan anak di sekolah. Jika orang tua melakukan suatu keteledoran dengan tidak memasukkan anaknya untuk mengikuti belajar. Maka orang tua akan dikenakan sanksi atau hukuman yaitu didenda maksimal 5000 RM atau dihukum maksimal selama 6 bulan penjara.[6]  Selain itu biaya pendidikan juga memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri. Sekolah Dasar  misalnya hanya dipungut biaya pendidikan RM 50 sampai RM 70 jadi anggaran hanya sekitar 125.000 sampai 187. 500 rupiah pertahun. Bisa kita lihat jauh berbeda dengan negara Indonesia banyak anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan.  Buku yang digunakan juga tidak berganti setiap tahun, jadi buku yang dimiliki oleh adiknya bisa dipakai kembali oleh adik-adiknya, sama dengan di Indonesia pada masa dulu.

C.    Dasar dan Tujuan Pendidikan di Malaysia
Dasar pendidikan sangatlah penting untuk mengetahui ideologi dari sebuah negara, seperti di negara Indonesia yang memiliki dasar pendidikan pancasila dan UUD RI 1945 sebagai dasar dan ideologi dalam mengembangkan sebuah pendidikan. Sedangkan di negara Malaysia tentunya juga memiliki dasar pendidikan tersendiri yaitu ”Dasar pendidikan kebangsaan”. Dasar ini sudah diterapkan sejak tahun 1957. Tentunya lebih dahulu Indonesia yang merdeka pada tahun 1945 dan membuat UUD RI tahun 1945. Dasar pendidikan Malaysia memiliki tujuan dasar pendidikan. Pertama, tujuan dasar pendidikan diadakan untuk memajukan perkembangan kebudayaan, sosial, ekonomi dan politik. Kedua menciptakan/menghasilkan pelajar yang berdisiplin, mematuhi dan menghormati kedua orang tua, dimana prinsip ini sejajar dengan dasar pendidikan untuk mengadakan proses pengajaran dan pembelajaran yang  efisien. Ketiga bertujuan untuk memastikan agar dasar ini dilaksanakan dengan berkesan dalam menentukan perkembangan pendidikan.

Sedangkan Abdurrahman As-Sheghaf menjelaskan bahwa tujuan pendidikan di Malaysia adalah mengembangkan potensi atau kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu secara menyeluruh dan terpadu untuk mewujudkan manusia yang seimbang dan harmonis dari segi intelektual, rohani, emosi, dan jasmani berdasarkan kepercayaan dan kepatuhan kepada Tuhan. Tujuan ini diharapkan mampu melahirkan rakyat Malaysia yang berilmu pengetahuan, memilki keterampilan, berakhlak mulia, dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat dan negara.[7]

D.    Kurikulum Pendidikan di Malaysia
Sistem pendidikan di Malaysia mengalami banyak perubahan selepas mencapai kemerdekaan terutamanya di sekitar tahun 1980-an. Berdasarkan Laporan Jawatan kuasa Kabinet yang mengkaji perlaksanaan Dasar Pelajaran Kebangsaan (1979), Rancangan Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR) mula dilaksanakan di semua sekolah rendah di seluruh negara mulai tahun 1983. Rancangan KBSR ini menekankan penguasaan terhadap kemahiran asas 3M yaitu membaca , menulis dan mengira. Selain  itu, ia juga memberi tumpuan terhadap perkembangan individu secara menyeluruh yang meliputi aspek jasmani, emosi, rohani, intelek dan sosial. Pada tahun 1989, Rencana Rancangan Kurikulum Bersepadu Sekolah Menengah (KBSM) juga diperkenalkan diseluruh sekolah menengah (SMP). KBSM ini dirancang untuk memperkembangkan potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu dalam usaha untuk melahirkan pelajar yang berilmu, berakhlak mulia serta berupaya memberi sumbangan kepada kemajuan, kesejahteraan pembangunan negara.
Kurikulum pendidikan di Malaysia ditetapkan oleh kementerian pelajaran Malaysia. Kurikulum pendidikan di Malaysia relatif stabil. Kurikulum pendidikan tingkat sekolah dasar misalnya (KBSD) yang berjalan dari tahun 1982 sampai tahun 2007 masih digunakan. Hal yang unik lagi dalam Buku pendidikan di Malaysia. Pengantar ditulis dengan menggunakan  bahasa Inggris untuk pelajaran sains. Kesejahteaan guru juga dipandang sangat penting. Gaji guru di Malaysia pada tahun 2007 sekitar 2.500.000 dan hal itu sebanding dengan gaji Profesor golongan IV/e di Indonesia pada saat itu.
Negara  Malaysia mengalami kemakmuran dengan meningkatnya hasil alam dan industri. Dan mereka sadar tidak mungkin kemakmuran itu bisa terus dinikmati oleh rakyat Malaysia secara terus menerus, jika tidak diimbangi dengan sumber daya manusia. Maka pemerintah Malaysia memiliki paradigma pendidikan sebagai tempat yang paling tepat untuk menyiapkan generasi-generasi yang unggul dan pendidikan di Malaysia harus dijalankan dengan sungguh-sungguh.[8]
Kementerian Pelajaran Malaysia memiliki misi yaitu membangun sebuah sistem pendidikan yang berkualitas bertaraf internasional. Dengan cara mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu dan memenuhi aspirasi negara Malaysia. Ada empat komponen yang ditempuh untuk mengembangkan potensi tersebut antara lain :
  • meningkatkan akses dalam pendidikan
  • meningkatkan kualitas dalam pendidikan
  • Meningkatkan kecakapan dan keberkesanan pengurusan pendidikan.
Dan misi-misi tersebut bisa tecapai jika dilaksanakan dengan baik dan ditunjang dengan  potensi yang dimiliki oleh seorang guru yang berkualitas. Negara Malaysia berani mendatangkan guru dari luar negeri yang berkualitas. Di era pembangunan pendidikan di malaysia saat ini sedang mengembangkan pelan pembangunan pendidikan.
  • Pendidikan Prasekolah (bila di Indonesia TK / PAUD)
Pendidikan prasekolah atau disebut dengan “TADIKA” mengajar anak mulai usia 4-6 tahun.
  • Pendidikan Rendah (bila di Indonesia SD sederajat)
Sama halnya SD di Indonesia, Pendidikan Rendah di Malaysia ditempuh selama 6 tahun pada usia 7 hingga 12 tahun. Dengan jenjang tingkatan sebagai berikut Darjah 1 atau kelas 1 SD, Darjah 2 atau kelas 2 SD, Darjah 3 atau kelas 3 SD, Darjah 4 atau kelas 4 SD, Darjah 5 atau kelas 5 SD, Darjah 6 atau kelas 6 SD
  • Pendidikan Menengah (bila di Indonesia SMP – SMA sederajat)
Sekolah Menengah di Malaysia dibagi 2 yaitu Sekolah Menengah Rendah dan Sekolah Menengah Tinggi yang berlangsung selama 5 tahun. Sekolah Menengah Rendah atau SMP ditempuh selama 3 tahun, dengan jenjang tingkatan yaitu tingkatan 1 kelas VII (1 SMP), tingkatan 2 kelas VIII (2 SMP), tingkatan 3  kelas IX (3 SMP). Sekolah Menengah Tinggi atau SMA hanya ditempuh selama 2 tahun, dengan jenjang tingkatan yaitu tingkatan 4  kelas X (1 SMA), tingkatan 5  kelas XI (2 SMA). Berbeda dengan SMA di Indonesia Sekolah Menengah Tinggi di Malaysia hanya ditempuh selama 2 tahun saja, berarti hanya sampai kelas 2 SMA.
  • Pendidikan Pra-Universiti (bila di Indonesia kelas XII atau 3 SMA
Di Malaysia ada jenjang pendidikan sebelum perguruan tinggi, jenjang pendidikan ini disebut pendidikan pra Universiti setingkat dengan kelas XII atau 3 SMA.
  • Perguruan Tinggi

Perguruan Tinggi merupakan program pendidikan tinggi yang ada di Malaysia. Jenis-jenis Perguruan Tinggi di Malaisya meliputi Universiti Politeknik, Diploma, Ijazah kehormat dan Kedoktoran.[9]
Secara keseluruhan di Malaysia terdapat 14 IPTA (Institusi Pengajian Tinggi Awam) yang berstatus negeri dan dikelola oleh negara, dan 601 IPTS (Institusi Pengajian Tinggi Swasta). Namun, tidak semua IPTA dan IPTS membuka Islamic Studies. Beberapa Perguruan Tinggi yang membuka program Islamic Studies adalah Internasional Islamic University of Malaysia (IIUM), University Malaya (UM), University Kebangsaan Malaysia (UKM), University Sains Malaysia (USM), Kolej University Islam Selangor (KUIS).[10]

E.     Problematika Pendidikan di Malaisya
Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Malaisya masih ketinggalan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan. Hal ini di sebabkan dunia pendidikan. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi dan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
Rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan. Rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih di dominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi). Dengan demikian pertambahan kebutuhan akan tenaga kerja jauh lebih kecil dibandingkan dengan pertambahan jumlah lulusan lembaga pendidikan.
Terjadi kecenderungan menurunnya akhlak dan moral menyebabkan lunturnya tanggung jawab, seperti terjadinya tawuran pelajar dan kenakalan remaja. Dalam hal ini pendidikan agama menjadi sangat penting menjadi landasan akhlak dan moral serta budi pekerti yang luhur perlu diberikan kepada peserta didik sejak dini. Dengan demikian, hal itu akan menjadi landasan yang kuat bagi kekokohan moral dan etika setelah terjun ke masyarakat. Masalah-masalah diatas erat kaitanya dengan kendala keadaan geografis, demografis, serta sosial ekonomi. Kemiskinan juga merupakan salah satu kendala yang memiliki hubungan erat dengan masalah pendidikan. Rendahnya mutu kinerja sistem pendidikan tidak hanya disebabkan oleh adanya kelemahan menejemen pendidikan tingkat mikro lembaga pendidikan, tetapi karena juga menejemen pendidikan pada tingkat makro, rendahnya efisiensi dan efektivitas pengolahan sistem pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara Malaisya untuk memperoleh pendidikan. Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya pada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan merupakan suatu wahana untuk tepat untuk pembanguanan sumber daya manusia.
Masalah Mutu Pendidikan dipermasalahkan jika hasil pendidikan belum mencapai taraf yang diharapkan. Penetapan mutu hasil pendidikan pertama dilakukan oleh lembaga penghasil sebagai produsen, dengan sistem sertifikasi. Selanjutnya jika luaran tesebut terjun kelapangan kerja penilaian dilakukan oleh pemakai sebagai konsumen tenaga dengan sistem tes unjuk kerja. Lazimnya masih dilakukan pelatihan dan pemagangan bagi calon untuk penyesuaian dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan, dan berkarya.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemprosesan pendidikan. Kelancara pemprosesan pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.[11]





















PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan merupakan sebuah agenda yang sangat penting untuk dikaji secara mendalam. Malaysia merupakan sebuah negara yang sistem pendidikan berjalan karena dipengaruhi oleh negara Inggris. Pendidikan yang berjalan di Malaysia hampir sama dengan di Indonesia yaitu pendidikan diberikan disurau-surau dengan materi pelajaran Al-Qur’an. Bahasa Melayu dan bahasa Inggris menjadi bahasa yang wajib dipelajari oleh semua pelajar di sekolah selain itu juga bahasa cina dan bahasa tamil. Bangsa Malaysia lebih maju dibandingkan dengan negara Indonesia karena sistem pendidikan yang berjalan di Malaysia dijalankan dengan baik. Guru sebagai ujung tombak dalam sebuah instansi pendiidk dihargai dengan baik keilmuanya dengan kesejahteraan. Selain itu  pemerintah Malaysia mempunyai sanksi-sanksi yang tegas dalam ebuah pendidikan. Sehingga pendidikan mendapatkan perhatian yang lebih dari berbagai lapisan baik itu pemerintah maupun masyrakat di Malaysia. Organisasi pendidikan terbagi menjadi beberapa menteri antara lain menteri yang bertanggung jawab atas seluruh pendidikan menengah dan purna sekolah menengah, sekolah teknik dan pemberian dana kepada negara-negara bagian, menteri administrasi yang mengatur perencanaan, keuangan, administrasi pelajaran terpadu dan pengawasan terhadap pelajaran agama Islam dan menteri yang mengurusi pendidikan guru, sindikat ujian, pendidikan teknis, registrasi guru dan perencanaan pendidikan penelitian.
Sistem pendidikan merupakan segala sesuatu yang terkait dalam pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan tujuan pendidikan yang baik. Jalan yang ditempuh oleh pemerintah Malaysia dalam memajukan negara adalah melalui pendidikan. Pendidikan di Malaysia dilaksanakan dengan sederhana akan tetapi serius. Mengembangkan pendidikan dengan kemajuan tekhnoligi selain itu pendidikan Islam juga berkembang dengan baik. Beberapa unsur dalam mencapai keberhasilan tersebut meliputi peserta didik, guru, kurikulum, dan orang tua. Faktor utama yang harus dibanggun dalam sebuah pendidikan adalah seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik. Karena sebenarnya setiap negara-negara yang termasuk dalam ASEAN memiliki ideologi negara resmi yang mengandung norma nilai-nilai tertentu.
Dasar pendidikan sangatlah penting untuk mengetahui ideologi dari sebuah negara. Malaysia juga memiliki dasar pendidikan tersendiri yaitu ”Dasar pendidikan kebangsaan”. Dasar pendidikan Malaysia memiliki tujuan dasar pendidikan yaitu tujuan dasar pendidikan diadakan untuk mewujudkan sistem pelajaran yang memenuhi keperluan negara dan memajukan perkembangan kebudayaa, menghasilkan pelajar yang berdisiplin, mematuhi dan menghormati kedua orang tua, dimana prinsip ini sejajar dengan dasar pendidikan untuk mengadakan proses pengajaran dan pembelajaran dan untuk memastikan agar dasar ini dilaksanakan dengan berkesan.
Kurikulum pendidikan di Malaysia ditetapkan oleh kementerian pelajaran Malaysia. ususnya dalam menentukan perkembangan pendidikan. Pemerintah Malaysia memiliki paradigma pendidikan sebagai tempat yang tepat untuk menyiapkan generasi-generasi yang unggul dan pendidikan di Malaysia harus dijalankan dengan baik. Kementerian Pelajaran Malaysia memiliki misi yaitu membangun sebuah sistem pendidikan yang berkualitas dan  bertaraf internasional. Malaysia memiliki beberapa jenjang dalam pendidikan yakni pendidikan prasekolah (bila di Indonesia TK / PAUD), pendidikan rendah (bila di Indonesia SD sederajat), pendidikan menengah (bila di Indonesia SMP – SMA sederajat), pendidikan Pra-Universiti (bila di Indonesia kelas XII atau 3 SMA dan perguruan tinggi
Problematika pendidikan yang dihadapi Malaisya antara lain masih rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar, kemiskinan, rendahnya efisiensi internal karena lamanya masa studi, kecenderungan menurunnya akhlak dan moral menyebabkan lunturnya tanggung jawab, masalah pemerataan pendidikan,  dan masalah mutu pendidikan

B.  Saran
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan, tentunya dalam penyusunan makalah ini masih banyak kata-kata atau penyampaian yang kurang jelas ataupun dalam penyajiannya yang kurang lengkap, pastinya makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran sangatlah penulis harapkan untuk menjadikan pelajaran pada masa mendatang






                                                                           
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M, Ilmu Perbandingan Pendididikan, Jakarta : Golden Teerayon Press, 1995.
Assegaf, Abdurrahman, Internasionalisasi Pendidikan Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-negara  Islam dan Barat. ,Yogyakarta : Gama Media, 2003.
Don, Yahya dkk, Kepemimpinan dan Pembangunan Pelajar Sekolah di Malaysia, Kuala Lumpur, 2006.
Marzuki, Syahril, Mengurus dan membiayai Pendidikan di Malaysia. Bukit Tinggi, 2005.

Rahman, Arif, Pendidikan Komparatif Dasar-Dasar Teori Perbandingan Pendidikan Antar Bangsa,  Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013.
Rudy, May, Pengantar Ilmu Politik (Wawasan Pemikiran dan Kegunaannya), Bandung : PT Refika Aditama, 2003.





[1] Syahril Marzuki, Mengurus dan membiayai Pendidikan di Malaysia, (Bukit Tinggi, 2005), hlm. 1-2
[2] Yahya Don, Kepemimpinan dan Pembangunan Pelajar Sekolah di Malaysia, (Kuala Lumpur, 2006), hlm.1
[3]Abdurrahman Assegaf.  Internasionalisasi Pendidikan Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-negara  Islam dan Barat. ,(Yogyakarta : Gama Media, 2003), hlm, 115-120
[4]  Imam Barnadib,  Pendidikan Perbandingan Buku 1 Dasar-Dasar, (Yogyakarta : Andi Offset, 1991), hlm. 65
[5]  M. Arifin, Ilmu Perbandingan Pendididikan, (Jakarta : Golden Teerayon Press, 1995), hlm. 95
[6] Arif Rahman, Pendidikan Komparatif Dasar-Dasar Teori Perbandingan Pendidikan Antar Bangsa, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013),  hlm. 187

[7] Abdurrahman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-negara  Islam dan Barat, (Yogyakarta : Gama Media, 2003), hlm, 117

[8] Arif Rahman, Pendidikan Komparatif Dasar-Dasar Teori Perbandingan Pendidikan Antar Bangsa, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2013), hlm. 182

[9]  May Rudy, Pengantar Ilmu Politik (Wawasan Pemikiran dan Kegunaannya), (Bandung : PT Refika Aditama, 2003),  hlm 7
[10] Abdurrahman Assegaf, Internasionalisasi pendidikan, (Yogyakarta : Gama Media, 2003), hlm 114
[11] Ibid., hlm, 115

Tidak ada komentar:

Posting Komentar